Apa itu Ejakulasi Dini?
Ejakulasi dini atau disingkat ED adalah merupakan salah satu masalah seks yang paling sering dikeluhkan oleh sebagian besar pria dan pasangannya. Seseorang dikatakan mengalami Ejakulasi Dini bila ia mengalami ejakulasi sebelum saat yang diinginkannya atau terlalu cepat dalam hubungan seksual sehingga tidak dapat memuaskan pasangannya. Bahasa mudahnya adalah pria terlalu cepat mengeluarkan sperma sebelum, beberapa saat, atau setelah penetrasi. Jika setelah penetrasi pun hanya dibutuhkan waktu 1 sampai 10 menit dan si pria pun langsung KO terkulai tak berdaya...
Terkadang masalah ini tidak dipahami dan disadari oleh para pria, sehingga dapat berujung pada masalah rumah tangga di luar urusan ranjang. Dalam berhubungan suami istri, kedua belah pihak harus sama-sama mendapatkan kepuasan.
Siapa yang mengalami Ejakulasi Dini?
Kalangan yang terbanyak mengeluhkan ini adalah remaja, usia dewasa muda, serta pria yang pengetahuan seksnya masih sangat awam. Layu sebelum berkembang juga banyak dialami para eksekutif muda(usia 30-35 tahun).
Sekitar 50% keluhan terjadi pada kaum muda dan 1 dari 3 pria dewasa melaporkan bahwa ejakulasi mereka lebih cepat daripada yang mereka harapkan. Pada pria yang telah menikah, 30-40 % mengalami Ejakulasi Dini.
Faktor lain yang mendukung timbulnya Ejakulasi Dini ini antara lain : takut ketahuan, takut teman wanitanya hamil, takut menderita penyakit menular seksual, dan kecemasan akan penampilan.
Hal-hal tersebut bisa tetap ada sampai penderita mencapai usia dewasa dan diperhebat oleh adanya masalah dalam menjalin hubungan. Faktor fisik yang mungkin terlibat dalam terjadinya kelainan ini adalah peradangan kelenjar prostat atau kelainan sistem saraf. Ejakulasi terjadi sebelum penderita maupun pasangannya menginginkannya (terjadi sebelum atau segera setelah penetrasi)
Ejakulasi dini atau disingkat ED adalah merupakan salah satu masalah seks yang paling sering dikeluhkan oleh sebagian besar pria dan pasangannya. Seseorang dikatakan mengalami Ejakulasi Dini bila ia mengalami ejakulasi sebelum saat yang diinginkannya atau terlalu cepat dalam hubungan seksual sehingga tidak dapat memuaskan pasangannya. Bahasa mudahnya adalah pria terlalu cepat mengeluarkan sperma sebelum, beberapa saat, atau setelah penetrasi. Jika setelah penetrasi pun hanya dibutuhkan waktu 1 sampai 10 menit dan si pria pun langsung KO terkulai tak berdaya...
Terkadang masalah ini tidak dipahami dan disadari oleh para pria, sehingga dapat berujung pada masalah rumah tangga di luar urusan ranjang. Dalam berhubungan suami istri, kedua belah pihak harus sama-sama mendapatkan kepuasan.
Siapa yang mengalami Ejakulasi Dini?
Kalangan yang terbanyak mengeluhkan ini adalah remaja, usia dewasa muda, serta pria yang pengetahuan seksnya masih sangat awam. Layu sebelum berkembang juga banyak dialami para eksekutif muda(usia 30-35 tahun).
Sekitar 50% keluhan terjadi pada kaum muda dan 1 dari 3 pria dewasa melaporkan bahwa ejakulasi mereka lebih cepat daripada yang mereka harapkan. Pada pria yang telah menikah, 30-40 % mengalami Ejakulasi Dini.
Faktor lain yang mendukung timbulnya Ejakulasi Dini ini antara lain : takut ketahuan, takut teman wanitanya hamil, takut menderita penyakit menular seksual, dan kecemasan akan penampilan.
Hal-hal tersebut bisa tetap ada sampai penderita mencapai usia dewasa dan diperhebat oleh adanya masalah dalam menjalin hubungan. Faktor fisik yang mungkin terlibat dalam terjadinya kelainan ini adalah peradangan kelenjar prostat atau kelainan sistem saraf. Ejakulasi terjadi sebelum penderita maupun pasangannya menginginkannya (terjadi sebelum atau segera setelah penetrasi)
Bagaimana mengatasi ejakulasi dini?
Pertama-tama disarankan untuk melakukan sex therapy. Jika sex therapy tidak berhasil, maka lakukan cara yang kedua yaitu menggunakan obat. Obat untuk mengatasi ejakulasi dini adalah obat yang berkhasiat mengontrol ejakulasi. Ada beberapa jenis obat yang dapat mengontrol ejakulasi.
"Tergantung penyebabnya. Karena penyebabnya banyak berkaitan dengan fungsi serotonin, maka diperlukan obat yang mengatur fungsi serotonin, kata Prof Wimpie Pangkahila.
Lebih lanjut, Prof Wimpie menjelaskan, "Obat misalnya, golongan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor). Namun, perhatikan efek samping, karena obat ini bukan obat yang dijual bebas." Tetapi mengingat obat tersebut mempunyai efek samping, maka penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter.
Seperti penjelasan di atas, ada obat untuk mengontrol ejakulasi. Kalau ejakulasi dini diakibatkan oleh gangguan ereksi, maka dengan memperbaiki fungsi ereksi, ejakulasi dapat diperlambat. Jadi obat disfungsi ereksi bermanfaat kalau ejakulasi dini disebabkan oleh gangguan ereksi.
Cara pengobatan lainnya ialah dengan cara operasi terhadap saraf yang mengontrol terjadinya peristiwa ejakulasi. Tetapi cara ketiga walaupun pernah dilakukan di negara tertentu, sampai kini ternyata tidak populer dan tidak banyak digunakan.
"Mengenai suplemen, banyak yang mengklaim bisa mengobati ejakulasi dini tetapi tanpa hasil uji klinik," kata Prof Wimpie Pangkahila. Jadi jika ingin mencoba minum suplemen, pastikan suplemen tersebut dilengkapi bukti berdasarkan uji klinik yang telah dilakukan.
"Andaikata ada hasil uji dengan hasil signifikan, perlu dilakukan analisis apa kandungan di dalamnya. Dan harus tahu apakah peneliti memang berkompeten melakukannya. Kalau hanya suplemen saja, misalnya vitamin, tidak mungkin dapat mengatasi ejakulasi dini," tegas Prof Wimpie Pangkahila.
Cobalah Sex Theraphy
Sex therapy, yang dilakukan untuk mengontrol ejakulasi dilakukan dengan bantuan istri. Pada dasarnya cara ini dilakukan melalui beberapa langkah.
- Istri melakukan masturbasi terhadap suami yang menderita ejakulasi dini dengan posisi suami berbaring terlentang, sampai suami merasa ingin orgasme dan ejakulasi.
- Pada saat suami merasa ingin orgasme dan ejakulasi, istri melakukan penekanan pada penis dengan menggunakan ibu jari, telunjuk dan jari tengah, selama beberapa detik untuk menghambat terjadinya ejakulasi.
- Istri melakukan masturbasi terhadap suami sampai terjadi ereksi yang cukup, lalu segera memasukkannya ke dalam vagina dalam posisi istri di atas tanpa melakukan gerakan. Bila suami merasa akan ejakulasi, istri segera mengangkat tubuhnya dan melakukan penekanan pada penis seperti pada langkah kedua. Selanjutnya rangsangan dengan masturbasi diulang lagi, dan dilanjutkan dengan hubungan seksual seperti di atas.
- Dilakukan setelah beberapa hari melakukan latihan di atas. Pada langkah ini, suami diizinkan melakukan tekanan untuk mempertahankan ereksinya selama melakukan hubungan seksual dengan posisi istri di atas.
- Dilakukan bila suami sudah lebih mampu mengontrol ejakulasi. Pada langkah ini pasangan dapat melakukan hubungan seksual dengan posisi samping. Kalau dengan posisi ini suami mampu menahan ejakulasi, maka hubungan seksual dapat dilakukan dalam posisi suami di atas.
Latihan tersebut diharapkan tetap dilakukan selama 6-12 bulan setelah itu, dan kapan saja diperlukan. Tetapi cara ini tidak selalu mudah dilakukan karena beberapa alasan. Pertama, ketertutupan pihak pria terhadap istrinya. Kedua, tiadanya komunikasi dan kerjasama suami istri dalam masalah seksual. Ketiga, perasaan enggan atau malas untuk melakukan latihan karena harus membuang waktu dan dianggap tidak praktis.
Informasi yang sangat bermanfaat bagi semua,
BalasHapusdan menambah wawasan lebih min.
my site : Toko Obat Herbal Semarang